Minggu, 28 November 2010

Aspek Sosial Dalam Masa Nifas

Aspek Sosial Budaya Dasar Pada Masa Nifas


Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki keanekaragaman, budaya dan adat istiadat yang diharapkan terus dijaga oleh masyarakat setempat. Dan budaya ditiap tempat itu berbeda – beda atau beraneka ragam. Karena kemampuan manusia yang diperoleh dengan cara berpikir, berkehendak dan kemampuan merasa, melalui semua itu manusia mendapatkan ilmu mengarahkan perilaku dan mencapai kesenangan serta dikembangkan dan dapat dipahami terus dari generasi ke generasi.
Arti budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.


Sedangakan Ilmu Kebidanan merupakan ilmu yang mempelajari tentang keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting dalam suatu tahapan pada kehidupan seorang perempuan. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.


Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di masyarakat desa maupun di masyarakat kota antara lain :
 Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota
• Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada masa nifas, ibu membutuhkan makanan yang bergizi serta seimbang agar ibu dan bayi menjadi lebih sehat.
• Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya diperbolehkan memakan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Namun faktanya pada ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka .
• Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang. Namun faktanya dari dilarangnya seorang ibu tidur siang,itu bisa menyebabkan ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa nifas atau setelah melahirkan ini, seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi .




Diagram persalinan yang dilakukan tenaga kesehatan dan dukun


Aspek social budaya pada masa nifas di berbagai daerah yang lain :
1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.
2. Harus memakai Stagen/udet/centing.
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar.
7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu
dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru
melahirkan/mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.





Diagram Persalinan Yang Dilakukan Oleh Dukun Dan Nakes



Dari data – data atau mitos – mitos yang disebutkan diatas,menunjukan bahwa diberbagai daerah terdapat beberapa mitos yang ada baiknya untuk diikuti dan ada juga yang tidak perlu diikuti, baik diikuti jika memang faktanya mitos itu bagus untuk diikuti tapi jika faktanya tidak baik untuk diiikit lebih baik tidak usah.


Daftar Pustaka
 http://www.google.co.id/search?q=aspek+sosial+budaya+pada+masa+nifas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar