CARA – CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI PAGUYUBAN DAN SISTEM BANJAR
Pendekatan dalam system paguyuban
Paguyuban adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
CIRI-CIRI PAGUYUBAN
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
1. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2. Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3. Exclusive :bahwa hubungan tersebut,hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain diluar “kita”.
Sedangkan secara umum ciri-ciri paguyuban yaitu :
1. Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2. Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3. Tidak suka menonjolkan diri
4. Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5. Sifat gotong royong masih kyat
6. Hubungan kekeluargaan masih kental
TIPE PAGUYUBAN
Paguyuban memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1. Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok
kekeluargaan,keluarga besar
2. Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya :
arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda
3. Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.
PEMBAHASAN PELAYANAN KEBIDANAN DENGAN PENDEKATAN PAGUYUBAN.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan,diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas
Pendekatan dalam sistem banjar
Dalam kelompok – kelompok yang mengikat orang bali berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan sosial yang didasarkan kesatuan wilayah,ialah desa. Kesatuan-kesatuan sosial serupa itu kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada umumnya tampak beberapa perbedaan,antara desa dipegunungan dan desa adat di tanah datar. Menjadi warga desa adat dan mendapat tempat duduk yang khas dibalai desa yang disebut bale agung,dan berhak mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.
Cara – cara pendekatan bidan dalam wilayah banjar Bali
Para bidan mempunyai berbagai cara untuk pendekatan di antaranya :
• Menggerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan kesehatan setempat.
• Pemerintah memberikan, menerapkan, dan menjalankan PosKesDes ( Pos Kesehatan Desa ), yang ditunjukan kepada seluruh masyarakat setempat, dan terjangkau sampai ke daerah pedalaman.
• Penyuluhan kesehatan Masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat .
• Membina dan memberikan bimbingan dan tekhnis kepaa kader termaksud dukun, ( peran bidan sebagai pendidik ).Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi masalah kesehatankhususnya yang berhubungan dengan kesehatan para ibu, anak, dan KB.
kondisi aktual masyarakat saat ini
Minggu, 28 November 2010
Pendekatan Sosial Budaya Kebidanan Melalui Kesenian Tradisional
Pendekatan Sosial Budaya Dalam Praktik Kebidanan Melalui Kesenian Tradisional
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.
Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai arti rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil. hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi pandangan indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi melalui kesenian.
Kesenian secara umum
Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan oleh seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang lain lagi.
Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari pengembangan kebudayaannya.
1. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa apresiasi seni berarti orang tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni sehingga orang tersebut mampu menghargai karya seni tersebut.
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
2. Peranan Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1) Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
2) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.
3) Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia
Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.
4. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
* Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
* Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.
5. Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.
DAFTAR PUSTAKA
• http://bidan–intan.blogspot.com/2009/12/aspek-sosial-budaya-dalam-praktek-kebidanan.html
• http://assalamualaikum/?p=81
Pelayanan praktik kebidanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan rumah sakit. Oleh karena itu, tenaga bidan bertanggung jawab memberikan pelayanan kebidanan yang optimal dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kebidanan yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan. Bidan harus memiliki keterampilan professional, ataupun global. Agar bidan dapat menjalankan peran fungsinya dengan baik, maka perlu adanya pendekatan sosial budaya yang dapat menjembatani pelayanannya kepada pasien.
Program pelayanan kebidanan yang optimal dapat dicapai dengan adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan dalam memberikan pelayanan kebidanannya berdasarkan kaidah-kaidah profesi yang telah ditentukan,seperti memiliki berbagai pengetahuan yang luas mengenai kebidanan, dan diterapkan oleh para bidan dalam melakukan pendekatan asuhan kebidanan kepada masyarakat.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan lebih bersifat :
1. Promotif, bidan yang bersifat promotif berarti bidan berupaya menyebarluaskan informasi melalui berbagai media Metode penyampaian, alat bantu, sasaran, media, waktu ideal, frekuensi, pelaksana dan bahasa serta keterlibatan instansi terkait maupun informal leader tidaklah sama di setiap daerah, bergantung kepada dinamika di masyarakat dan kejelian kita untuk menyiasatinya agar informasi kesehatan bisa diterima dengan benar dan selamat. Penting untuk diingat bahwa upaya promotif tidak selalu menggunakan dana negara, adakalnya diperlukan adakalanya tidak. Selain itu, penyebaran informasi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan dengan memanfaatkan media yang ada dan sedapat mungkin dikembangkan agar menarik dan mudah dicerna. Materi yang disampaikan seyogyanya selalu diupdate seiring dengan perkembangan ilmu kesehatan terkini.
2. Preventif berarti bidan berupaya pencegahan semisal imunisasi, penimbangan balita di Posyandu dll. Kadang ada sekelompok masyarakat yang meyakini bahwa bayi berusia kurang dari 35 hari (jawa: selapan) tidak boleh dibawa keluar rumah.
3. Kuratif berarti bidan tidak dikehendaki untuk mengobati penyakit terutama penyakit berat.
4. Rehabilitatif berarti bidan melakukan upaya pemulihan kesehatan, terutama bagi pasien yang memerlukan perawatan atau pengobatan jangka panjang.
Serta seorang bidan juga harus mampu menggerakkan Peran serta Masyarakat khususnya, berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya. Agar bidan dapat menjalankan praktik atau pelayanan kebidanan dengan baik,hendaknya bidan melakukan beberapa pendekatan misalnya pendekatan melalui kesenian tradisional.
pengertian dari seni pada mulanya berasal dari kata Ars (latin) atau Art (Inggris) yang artinya kemahiran.Tetapi beberapa juga ada yang mengatakan bahwa kata seni berasal dari bahasa belanda yang artinya genius atau jenius. Sementara kata seni sendiri dalam bahasa Indonesia berasal dari kata sangsekerta yang berarti pemujaan atau persembahan. Namun dalam bahasa tradisional jawa, seni mempunyai arti rawit pekerjaan yang rumit – rumit / kecil. hanya memenuhi isi perut, tetapi perlu juga memenuhi pandangan indah serta suara merdu, semua kebutuhan manusia tersebut dapat dipenuhi melalui kesenian.
Kesenian secara umum
Secara umum kesenian dikenal dengan suatu rasa keindahan karena diperuntukkan guna melengkapi kesejahteraan hidup manusia. Rasa keindahan yang dirasakan oleh seseorang tersebut, dapat dimiliki dan disalurkan oleh setiap orang ke orang lain lagi.
Kesenian tradisional
Kesenian tradisional adalah kesenian yang dipegang teguh pada norma dan adat kebiasaan,yang ada secara turun menurun atau kesenian baru,hasil dari pengembangan kebudayaannya.
1. Apresiasi Seni
Apresiasi Seni adalah kesadaran akan nilai seni yang meliputi pemahaman dan kemampuan untuk menghargai karya seni, seseorang yang memiliki rasa apresiasi seni berarti orang tersebut memiliki kesadaran akan nilai dari sebuah karya seni sehingga orang tersebut mampu menghargai karya seni tersebut.
Yang menjadi sumber apresiasi seni adalah :
a. Kepekaan eksistensi yang berkembang pada diri masing-masing, yang tidak disadari sesuai dengan lingkungan yang membinanya.
b. Pengetahuan kesenian yang meliputi pengetahuan mengenai karya seni, sejarah seni, perkembangan kesenian dan estetika manusia. Hakikat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha untuk mengungkapkan gagasan persepsi citreu pemecahan bentuk dan penemuan-penemuan baru. Hakekat karya seni adalah wujud dari hasil dan usaha.
2. Peranan Seni
Seni memliki beberapa peranan, diantaranya :
a. Seni sebagai kebutuhan.
Seni sebagai kebutuhan berarti seni merupakan salah satu dari beberapa kebutuhan bagi manusia yang perlu dipenuhi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup maka manusia melengkapi dirinya dengan berbagai perlengkapan dan peralatan sebagai penunjang atau pelengkap untuk penyempurnaan pekerjaannya.
b. Seni sebagai ungkapan gagasan dan alat komunikasi
1) Sebagai ungkapan gagasan
Seni sebagai gagasan berarti seni dapat digunakan untuk mengungkapkan buah pikiran dalam suatu wujud, yang nyata dan dapat ditanggapi atau dipergunakan oleh orang lain.
2) Alat komunikasi
Berisi pesan yang diinformasikan pada orang lain, dan masyarakat baik dalam bentuk buah pikiran, perasaan, maupun segala harapan dapat juga berupa pernyataan kritik, ketidaksetujuan atau ketidaksepahaman biasanya diungkapkan dalam bentuk karton dan nyanyian dalam drama modern.
3) Kesenian Sebagai Pembentuk Peradaban Manusia
Kesenian dalam kehidupan manusia ikut mendidik manusia dan masyarakat menjadi beradab, agar kehidupan manusia menjadi lebih harmonis. Seni menjadikan manusia berbudi luhur. Sejarah telah mencatat akan prestasi-prestasi kesenian dalam peranannya membentuk sikap budi manusia. Karya-karya seni pada zaman primitif merupakan alat-alat yamg mampu menimbulkan suasana magis dan misterius dalam pemujaan serta kehidupan pada waktu itu. Juga karya-karya kesenian klasik yang puitik heroik maupun karya-karya modern, kesemuanya memberi pengaruh yang besar dalam peradaban manusia.
Secara keseluruhan kesenian hanyalah ditujukan untuk kebahagiaan manusia, baik kebahagiaan manusia secara materi maupun spirituil. Kesenian diciptakan oleh manusia untuk melengkapi kebahagiaan manusia seluruhnya. Ternyata seni mempunyai peranan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hasrat mengungkapkan atau menyatakan perasaan pribadi mengenai aspek-aspek pokok kehidupan sehari-hari tentang kelahiran, cinta, perkawinan, iri hati, kematian dan lain-lainnya.
Disamping memenuhi kebutuhan dalam hubungan kegiatan sosial kita mengenai situasi politik, ekonomi, kepercayaan, menyatakan keinginan atau tujuan bersama, menyusun komunikasi antar individu, mempengaruhi situasi masyarakat dan lain-lainnya. Juga memenuhi kebutuhan fisik seperti gedung, alat pengangkutan, alat penyimpanan, bahan pembungkus. Jadi peranan seni dalam kehidupan manusia merupakan suatu cara atau usaha hasil budi manusia untuk mencapai tujuan, kebahagiaan atau kesejahteraan. Inilah kenyataan tentang suatu gejala aktivitas manusia yang dinamakan SENI.
4. Kesenian sebagai media penyuluhan kesehatan
Dalam penyuluhan kesehatan maupun dalam praktik kebidanan, seni dapat digunakan sebagai media dalm melakukan pendekatan kepada masyarakat, Seorang petugas bisa menyelipkan pesan-pesan kesehatan didalamnya, misalnya:
* Dengan Kesenian wayang kulit
Melalui pertunjukan ini diselipkan pesan-pesan kesehatan yang ditampilkan di awal pertunjukan dan pada akhir pertunjukan, dapat diisi dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pesan-pesan yang telah disampaikan di awal pertunjukan atau pertanyaan – prtanyaan yang diberikan oleh penonton.
* Menciptakan lagu-lagu berisikan tentang permasalahan kesehatan dalam bahasa daerah setempat.
5. Kesenian sebagai seni terapi
Kesenian sebagai terapi pada kejiwaan,sebagai pelipur rala. Kita ketahui kehidupan zaman sekarang ini permasalahan semakin kompleks, tubuh dan jiwa manusia mempunyai batas untuk dapat mengatasinya. Untuk itu dengan seni diharapkan akan memberikan dampak positif dalam mengatasi stress tersebut baik stres fisik maupun batin. Misalnya dengan menyanyi, menciptakan lagu, seni memahat patung, dll.
DAFTAR PUSTAKA
• http://bidan–intan.blogspot.com/2009/12/aspek-sosial-budaya-dalam-praktek-kebidanan.html
• http://assalamualaikum/?p=81
Pendekatan Sosial Budaya Kebidanan Melalui Agama
CARA-CARA PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM PRAKTEK KEBIDANAN MELALUI AGAMA
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya adalah :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya.
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233), Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan.
Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-Nya.”
Maka setiap melakukan praktek kebidanan kita melihat / mengetahui latar belakang dari masyarakat yang akan kita layani. Sehingga memudahkan kita untuk memberi pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama kesehatan ibu hamil, ibu bersalin / nifas, bayi baru lahir, anakbalita, remaja dan usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta 1986
Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta 1996.
Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 1998
Agama dapat memberikan petunjuk/pedoman pada umat manusia dalam menjalani hidup meliputi seluruh aspek kehidupan. Selain itu agama juga dapat membantu umat manusia dalam memecahkan berbagai masalah hidup yang sedang dihadapi. Adapun aspek-aspek pendekatan melalui agama dalam memberikan pelayanan kebidanan dan kesehatan diantaranya adalah :
1. Agama memberikan petunjuk kepada manusia untuk selalu menjaga kesehatannya.
2. Agama memberikan dorongan batin dan moral yang mendasar dan melandasi cita-cita dan perilaku manusia dalam menjalani kehidupan yang bermanfaat baik bagi dirinya, keluarga, masyarakat serta bangsa.
3. Agama mengharuskan umat manusia untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam segala aktivitasnya.
4. Agama dapat menghindarkan umat manusia dari segala hal-hal/perbuatan yang bertentangan dengan ajarannya.
Berbagai aspek agama dalam memberikan pelayanan kesehatan terdiri dari upaya-upaya pelayanan kesehatan yang ditinjau dari segi agama, diantaranya :
a. Upaya pemeliharaan kesehatan
Upaya dini yang dilakukan dalam pemeliharaan kesehatan dimulai sejak ibu hamil yaitu sejak janin di dalam kandungan. Hal tersebut bertujuan agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat begitu juga dengan ibunya. Kesehatan merupakan faktor utama bagi umat manusia untuk dapat melakukan/menjalani hidup dengan baik sehingga dapat terhindari dari berbagai penyakit dan kecacatan. Ada beberapa langkah yang dapat memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk memelihara kesehatan yang dianjurkan oleh agama antara lain :
1. Makan makanan yang bergizi
2. Menjaga kebersihan (Hadist mengatakan : kebersihan sebagian dari iman)
3. Berolah raga
4. Pengobatan diwaktu sakit
b. Upaya pencegahan penyakit
Dalam ajaran agama pencegahan penyakit lebih baik dari pada pengobatan di waktu sakit.
Adapun upaya-upaya pencegahan penyakit antara lain:
1. Dengan pemberian imunisasi
Imunisasi dapat diberikan kepada bayi dan balita, ibu hamil, WUS, murid SD kelas 1 sampai kelas 3.
2. Pemberian ASI pada anak sampai berusia 2 tahun
(Surah Al-Baqarah ayat 233), Ayat tersebut pada dasarnya memerintahkan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI sampai ia berusia 2 tahun.
3. Memberikan penyuluhan kesehatan.
Dapat dilakukan pada kelompok pengajian, atau kelompok-kelompok kegiatan keagamaan lainnya.
c. Upaya pengobatan penyakit
Nabi saw bersabda : ” Bagi setiap penyakit yang diturunkan Allah, ada obat yang diturunkan-Nya.”
Maka setiap melakukan praktek kebidanan kita melihat / mengetahui latar belakang dari masyarakat yang akan kita layani. Sehingga memudahkan kita untuk memberi pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan terutama kesehatan ibu hamil, ibu bersalin / nifas, bayi baru lahir, anakbalita, remaja dan usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
George M. Foster dan Barbara Galatin Anderson. Antropologi Kesehatan. UI Press. Jakarta 1986
Depkes RI, MA 103, Ilmu Sosial Budaya Dasar. Untuk Prog Bidan Pusdiknakes. Jakarta 1996.
Nasrul Effendi. Drs. Perawatan Kesehatan Masyarakat, EGC. Jakarta 1998
Aspek Sosial Pada Bayi Baru Lahir
Aspek Sosial Budaya pada Bayi Baru Lahir.
Masyarakat memiliki mitos-mitos mengenai merawat bayi baru lahir. Mitos ini ada yang dapat dibenarkan tapi lebih banyak mitos yang tidak benar bahkan dapat dikatakan bahwa mitos ini merugikan dan membahayakan bagi ibu dan bayi.
Dalam menghadapi suatu kebudayaan maka kita memerlukan suatu promosi kesehatan salah satunya dengan penyuluhan agar kita dapat mengubah/memperbaiki suatu keadaan dalam mitos yang dapat merugikan ibu,janin dan bayi.
BBL (Bayi baru lahir)normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar badan 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turunsampai 40 x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).
11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
13. Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.
Berat badan bayi baru lahir rendah,dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu:
1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur kehamilan, paritos, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia, pendarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, dan riwayat abortus.
2.Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan.
3.Faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya.
4.Pelayanan kesehatan (antenatal cores).
Diagram Kelahiran Bayi
MITOS DAN FAKTA MERAWAT BAYI BARU LAHIR
Mitos-mitos yang ada dimasyarakat,kebenarannya ini kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir.
Mitos-mitos merawat bayi baru lahir yang berkembang dimasyarakat adalah :
o Dibedong agar kaki tidak bengkok.
Hampir setiap bayi memiliki kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada didalam rahim. Seiring berjalannnya waktu, kakinya akan lurus dengan sendirinya.
Faktanya,dibedong dapat menggangu perdedaran darah bayi. Jantungnya akan terpaksa bekerja lebih berat untuk memompa darah karena tubuhnya dibebat terlalu berat. Bahkan,dapat beresiko membahayakan tulang panggul, dapat menyebabkan dislokasi panggul dan paha. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin, baik karena faktor cuaca atau setelah mandi. Sebenarnya baju lengan panjang dan celana panjang pun sudah cukup untuk menghangatkan tubuh sikecil.
o Hidung ditarik-tarik agar mancung.
Tidak ada hubungannya menarik hidung,dengan mancung atau tidak mancungnya hidung,
Faktanya,semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah merupakan bawaan dari lahir.
o Pemakaian gurita agar tidak kembung.
Banyak para ibu yang memakaikan gurita pada bayinya, agar bayinya tidak kembung.
Namun faktanya,Bayi bernapas dengan otot-otot pada perutnya. Jadi, memasangkan gurita justru manghambat pernapasannya. Karena perut yang kembung,sudah bentuk alamiah.
Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung dan paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak kencang.
o Menggunting bulu mata agar lentik.
Banyak para ibu yang beranggapan bahwa dengan mengguntin bulu mata bayi mereka,maka bulu matanya akan menjadi lentik.
Faktanya,bulu mata berfungsi melindungi mata dari gangguan benda-benda asing. Jika dipotong, fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara optimal. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.
o Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang).
Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hali ini. Bahkan pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat.
o Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya.
Jika dipikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena dia pipis, buang air besar, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya.
o Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit.
Penyakit yang diderita ibu menyususi tidak dapat ditularkan melalui ASI. Sebaliknya, saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam asi yang jika di minum si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit tanpa ada pelindung untuk ibu, contohnya pakai masker penutup mulut dan hidung saat flu karena akan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI.
o Popok kain lebih baik daripada diapers.
Popok kain maupun diapers memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Disatu sisi, popok kain memang lebih murah karena dapat digunakan berulang kali. Namun, agak merepotkan karena harus selalu diganti setiap si kecil buang air besar. Disisi lain, diapers lebih mahal, tetapi memiliki daya serap yang lebih tinggi, sehingga hanya perlu diganti kalau popok sudah penuh atau buang air besar. Untuk menjaga kulit si kecil,pastikan ukuran diapers sesuai dengan tubuhnya.
o Ketika bayi demam harus dikompres air dingin.
Setelah dikompres, tubuh yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi, ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya, suhu dingin dari kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak. Tubuh mungilnya akan menganggap bahwa cuaca sedang dingin dan akhirnya merasa perlu memproduksi panas lagi. Jadi, lebih baik kompres dengan air hangat agar tubuhnya berhenti memproduksi panas.
Dalam menghadapi mitos-mitos yang telah berkembang dimasyarakat, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Yang kita beri penyuluhan ini adalah mitos-mitos yang merugikan sedangkan yang mitos yang baik kita beri bimbingan lagi agar ketidakadanya kesimpangsiuran dalam mengartikannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://wanipintar.blogspot.com/2009/06/aspek-sosial-budaya-dasar-pada-bayi.html
http://www.enformasi.com/2009/02/merawat-bayi-baru-lahir.html
http://baca-dulu-ah.blogspot.com/2009/10/mitos-bayi-baru-lahir.html
http://www.carisuster.com/artikel/7-inspired-kids/103-seputar-bayi-baru-lahir-ini-mitos-atau-fakta-ya-
Masyarakat memiliki mitos-mitos mengenai merawat bayi baru lahir. Mitos ini ada yang dapat dibenarkan tapi lebih banyak mitos yang tidak benar bahkan dapat dikatakan bahwa mitos ini merugikan dan membahayakan bagi ibu dan bayi.
Dalam menghadapi suatu kebudayaan maka kita memerlukan suatu promosi kesehatan salah satunya dengan penyuluhan agar kita dapat mengubah/memperbaiki suatu keadaan dalam mitos yang dapat merugikan ibu,janin dan bayi.
BBL (Bayi baru lahir)normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.
Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :
1. Berat badan 2500-4000 gram
2. Panjang badan 48-52 cm
3. Lingkar badan 30-38 cm
4. Lingkar kepala 33-35 cm
5. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turunsampai 40 x/menit.
7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas.
10. Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).
11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12. Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan
memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk.
13. Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam.
Berat badan bayi baru lahir rendah,dipengaruhi dari beberapa faktor yaitu:
1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan ibu seperti: umur ibu, umur kehamilan, paritos, berat badan dan tinggi badan, status gizi (nutrisi), anemia, kebiasaan minum alkohol dan merokok, penyakit-penyakit keadaan tertentu waktu hamil (misalnya anemia, pendarahan dan lain-lain), jarak kehamilan, kehamilan ganda, dan riwayat abortus.
2.Faktor janin meliputi kehamilan kembar dan kelainan bawaan.
3.Faktor lingkungan seperti pendidikan dan pengetahuan ibu, pekerjaan, dan status sosial ekonomi dan budaya.
4.Pelayanan kesehatan (antenatal cores).
Diagram Kelahiran Bayi
MITOS DAN FAKTA MERAWAT BAYI BARU LAHIR
Mitos-mitos yang ada dimasyarakat,kebenarannya ini kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang merawat bayi baru lahir.
Mitos-mitos merawat bayi baru lahir yang berkembang dimasyarakat adalah :
o Dibedong agar kaki tidak bengkok.
Hampir setiap bayi memiliki kaki yang tampak bengkok, begitulah fisiologis kaki bayi. Ini disebabkan karena ia masih terbiasa dengan posisi meringkuk ketika masih berada didalam rahim. Seiring berjalannnya waktu, kakinya akan lurus dengan sendirinya.
Faktanya,dibedong dapat menggangu perdedaran darah bayi. Jantungnya akan terpaksa bekerja lebih berat untuk memompa darah karena tubuhnya dibebat terlalu berat. Bahkan,dapat beresiko membahayakan tulang panggul, dapat menyebabkan dislokasi panggul dan paha. Beberapa ibu membedong bayi untuk melindungi dari dingin, baik karena faktor cuaca atau setelah mandi. Sebenarnya baju lengan panjang dan celana panjang pun sudah cukup untuk menghangatkan tubuh sikecil.
o Hidung ditarik-tarik agar mancung.
Tidak ada hubungannya menarik hidung,dengan mancung atau tidak mancungnya hidung,
Faktanya,semua tergantung dari bentuk tulang hidungnya dan itu sudah merupakan bawaan dari lahir.
o Pemakaian gurita agar tidak kembung.
Banyak para ibu yang memakaikan gurita pada bayinya, agar bayinya tidak kembung.
Namun faktanya,Bayi bernapas dengan otot-otot pada perutnya. Jadi, memasangkan gurita justru manghambat pernapasannya. Karena perut yang kembung,sudah bentuk alamiah.
Jika memang harus memakaikan gurita jangan mengikat terlalu kencang terutama di bagian dada agar jantung dan paru-parunya bisa berkembang dengan baik. Dan jika tujuannya supaya pusar tidak bodong sebaiknya di pakaikan hanya di pusar dan ikatannya pun tidak kencang.
o Menggunting bulu mata agar lentik.
Banyak para ibu yang beranggapan bahwa dengan mengguntin bulu mata bayi mereka,maka bulu matanya akan menjadi lentik.
Faktanya,bulu mata berfungsi melindungi mata dari gangguan benda-benda asing. Jika dipotong, fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara optimal. Panjang pendeknya bulu mata sudah menjadi bawaan dari bayi itu sendiri.
o Beri setetes kopi agar bayi tidak step (kejang).
Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan hali ini. Bahkan pemberian kopi pada bayi jelas berbahaya karena mengandung kafein yang akan memacu denyut jantungnya bekerja lebih cepat.
o Jangan memeras kencang-kencang saat mencuci baju bayi, bayi akan gelisah tidurnya.
Jika dipikir secara logika jelas tidak masuk akal, mungkin bayi gelisah saat tidur karena dia pipis, buang air besar, gerah, atau ada faktor lain, jadi bukan karena saat memeras pakaiannya.
o Jangan menyusui bayi jika bunda sedang sakit.
Penyakit yang diderita ibu menyususi tidak dapat ditularkan melalui ASI. Sebaliknya, saat ibu sedang sakit tubuh si ibu akan menghasilkan sistem kekebalan tubuh yang lebih banyak dan akan ikut ke dalam asi yang jika di minum si bayi akan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Yang tidak boleh adalah menyusui bayi saat sakit tanpa ada pelindung untuk ibu, contohnya pakai masker penutup mulut dan hidung saat flu karena akan memularkan penyakit, jadi bukan karena ASI.
o Popok kain lebih baik daripada diapers.
Popok kain maupun diapers memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Disatu sisi, popok kain memang lebih murah karena dapat digunakan berulang kali. Namun, agak merepotkan karena harus selalu diganti setiap si kecil buang air besar. Disisi lain, diapers lebih mahal, tetapi memiliki daya serap yang lebih tinggi, sehingga hanya perlu diganti kalau popok sudah penuh atau buang air besar. Untuk menjaga kulit si kecil,pastikan ukuran diapers sesuai dengan tubuhnya.
o Ketika bayi demam harus dikompres air dingin.
Setelah dikompres, tubuh yang awalnya panas mungkin akan terasa dingin begitu diraba. Akan tetapi, ini bukan pertanda bahwa si kecil membaik. Sebaliknya, suhu dingin dari kompresan tersebut akan mengirim sinyal yang salah kepada tubuh anak. Tubuh mungilnya akan menganggap bahwa cuaca sedang dingin dan akhirnya merasa perlu memproduksi panas lagi. Jadi, lebih baik kompres dengan air hangat agar tubuhnya berhenti memproduksi panas.
Dalam menghadapi mitos-mitos yang telah berkembang dimasyarakat, kita harus mengadakan adanya suatu promosi kesehatan, salah satunya berupa penyuluhan. Yang kita beri penyuluhan ini adalah mitos-mitos yang merugikan sedangkan yang mitos yang baik kita beri bimbingan lagi agar ketidakadanya kesimpangsiuran dalam mengartikannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://wanipintar.blogspot.com/2009/06/aspek-sosial-budaya-dasar-pada-bayi.html
http://www.enformasi.com/2009/02/merawat-bayi-baru-lahir.html
http://baca-dulu-ah.blogspot.com/2009/10/mitos-bayi-baru-lahir.html
http://www.carisuster.com/artikel/7-inspired-kids/103-seputar-bayi-baru-lahir-ini-mitos-atau-fakta-ya-
Aspek Sosial Dalam Masa Nifas
Aspek Sosial Budaya Dasar Pada Masa Nifas
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki keanekaragaman, budaya dan adat istiadat yang diharapkan terus dijaga oleh masyarakat setempat. Dan budaya ditiap tempat itu berbeda – beda atau beraneka ragam. Karena kemampuan manusia yang diperoleh dengan cara berpikir, berkehendak dan kemampuan merasa, melalui semua itu manusia mendapatkan ilmu mengarahkan perilaku dan mencapai kesenangan serta dikembangkan dan dapat dipahami terus dari generasi ke generasi.
Arti budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Sedangakan Ilmu Kebidanan merupakan ilmu yang mempelajari tentang keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting dalam suatu tahapan pada kehidupan seorang perempuan. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.
Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di masyarakat desa maupun di masyarakat kota antara lain :
Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota
• Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada masa nifas, ibu membutuhkan makanan yang bergizi serta seimbang agar ibu dan bayi menjadi lebih sehat.
• Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya diperbolehkan memakan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Namun faktanya pada ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka .
• Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang. Namun faktanya dari dilarangnya seorang ibu tidur siang,itu bisa menyebabkan ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa nifas atau setelah melahirkan ini, seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi .
Diagram persalinan yang dilakukan tenaga kesehatan dan dukun
Aspek social budaya pada masa nifas di berbagai daerah yang lain :
1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.
2. Harus memakai Stagen/udet/centing.
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar.
7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu
dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru
melahirkan/mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.
Diagram Persalinan Yang Dilakukan Oleh Dukun Dan Nakes
Dari data – data atau mitos – mitos yang disebutkan diatas,menunjukan bahwa diberbagai daerah terdapat beberapa mitos yang ada baiknya untuk diikuti dan ada juga yang tidak perlu diikuti, baik diikuti jika memang faktanya mitos itu bagus untuk diikuti tapi jika faktanya tidak baik untuk diiikit lebih baik tidak usah.
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/search?q=aspek+sosial+budaya+pada+masa+nifas
Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang memiliki keanekaragaman, budaya dan adat istiadat yang diharapkan terus dijaga oleh masyarakat setempat. Dan budaya ditiap tempat itu berbeda – beda atau beraneka ragam. Karena kemampuan manusia yang diperoleh dengan cara berpikir, berkehendak dan kemampuan merasa, melalui semua itu manusia mendapatkan ilmu mengarahkan perilaku dan mencapai kesenangan serta dikembangkan dan dapat dipahami terus dari generasi ke generasi.
Arti budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sanserketa yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris kebudayaan disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau mengerjakan bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani sedangkan kata sosial berasal dari bahasa latin societas yang berarti hubungan persahabatan yang lain. Societas diturunkan dari katasocius yang berarti teman sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial.
Sedangakan Ilmu Kebidanan merupakan ilmu yang mempelajari tentang keilmuan dan seni yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya. Masa nifas merupakan salah satu masa yang penting dalam suatu tahapan pada kehidupan seorang perempuan. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya enam minggu. Jadi arti keseluruhan dari aspek sosial budaya pada masa nifas adalah suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia untuk mencapai tujuan bersama pada masa sesudah persalinan.
Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas baik di masyarakat desa maupun di masyarakat kota antara lain :
Macam-macam aspek sosial budaya pada masa nifas pada masyarakat kota
• Pada masa nifas dilarang makan telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, buah pare, nenas, gula merah, dan makanan yang berminyak.
Adapun dampak negative akan dilarangnya mengkonsumsi telur, daging, udang, ikan laut keong, daun lembayung, buah pare, nanas, gula merah dan makanan yang berminyak adalah dapat merugikan karena pada masa nifas, ibu membutuhkan makanan yang bergizi serta seimbang agar ibu dan bayi menjadi lebih sehat.
• Setelah melahirkan atau setelah operasi, ibu hanya diperbolehkan memakan tahu dan tempe tanpa garam atau biasa disebut dengan ngayep, dilarang banyak makan dan minum, dan makanan harus disangan / dibakar sebelum dikonsumsi. Namun faktanya pada ibu apabila setelah melahirkan atau di operasi hanya dapat mengkonsumsi tahu dan tempe tanpa garam dan makanan harus dibakar sebelum di konsumsi adalah dapat merugikan karena dapat menghambat penyembuhan luka karena pada dasarnya makanan yang sehat akan mempercepat penyembuhan luka .
• Pada masa nifas, ibu dilarang tidur siang. Namun faktanya dari dilarangnya seorang ibu tidur siang,itu bisa menyebabkan ibu menjadi kurang istirahat sedangkan pada masa nifas atau setelah melahirkan ini, seorang ibu harus cukup istirahat dan mengurangi kerja berat karena tenaga yang tersedia sangat bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi .
Diagram persalinan yang dilakukan tenaga kesehatan dan dukun
Aspek social budaya pada masa nifas di berbagai daerah yang lain :
1. Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari.
2. Harus memakai Stagen/udet/centing.
3. Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula.
4. Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cepat hilang.
5. Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6. tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar.
7. kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu
dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru
melahirkan/mudah terkena Varises.
8. Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran.
9. Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.
Diagram Persalinan Yang Dilakukan Oleh Dukun Dan Nakes
Dari data – data atau mitos – mitos yang disebutkan diatas,menunjukan bahwa diberbagai daerah terdapat beberapa mitos yang ada baiknya untuk diikuti dan ada juga yang tidak perlu diikuti, baik diikuti jika memang faktanya mitos itu bagus untuk diikuti tapi jika faktanya tidak baik untuk diiikit lebih baik tidak usah.
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/search?q=aspek+sosial+budaya+pada+masa+nifas
Aspek Sosial Selama Persalinan
Aspek Sosial Budaya Selama Persalinan Kala I, II, III dan IV
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini,menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak,baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pada dasarnya merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan dan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan,dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.
Kelancaran persalinan sangat tergantung oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi
2. Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak
lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi
rasa sakit yang terjadi selama persalinan.
3. Faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu, apakah pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil, apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi yang kurang, dan tak bisa kerja sama.
Oleh karena itu ternyata masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini,menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak,baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pada dasarnya merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu.
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan dan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian.
Hal ini kemungkinan disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan,dipengaruhi juga oleh faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya preferensi terhadap jenis kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pada saat melahirkan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan yang sebenamya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan. Dikatakan pula bahwa penyebab utama dari tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan karena kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah.
Kelancaran persalinan sangat tergantung oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor fisik berkaitan dengan bentuk panggul yang normal dan seimbang dengan besar bayi
2. Faktor mental berhubungan dengan psikologis ibu, terutama kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut dan cemas, bisa saja persalinannya jadi tidak
lancar hingga harus dioperasi. Ibu dengan mental yang siap bisa mengurangi
rasa sakit yang terjadi selama persalinan.
3. Faktor lain yang juga harus diperhatikan: riwayat kesehatan ibu, apakah pernah menderita diabetes, hipertensi atau sakit lainnya; gizi ibu selama hamil, apakah mencukupi atau tidak; dan lingkungan sekitar, apakah men-support atau tidak karena ada kaitannya dengan emosi ibu. Ibu hamil tak boleh cemas karena akan berpengaruh pada bayinya. Bahkan, berdasarkan penelitian, ibu yang cemas saat hamil bisa melahirkan anak hiperaktif, sulit konsentrasi dalam belajar, kemampuan komunikasi yang kurang, dan tak bisa kerja sama.
Oleh karena itu ternyata masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.
Aspek Sosial Pada Trimester Kehamilan
ASPEK SOSIAL BUDAYA PADA SETIAP TRIMESTER KEHAMILAN
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, almiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksa secara rutin ke bidan atau pun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor beresiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan karena kasusnya sudah terlambat sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain itu kurangnya pengetahuan dan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahn pada kehamilan yang dipengaruhi oleh factor nikah pada usia muda yang banyak dijumpai di daerah pedesaan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang sehingga akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Jadi tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini antara lain :
Trimester I (minggu 1 – 12)
Pada masa ini biasanya ibu hamil masih bertanya-tanya, apakah benar telah hamil.Tanda-tanda kehamilan awal seperti mual dan muntah karena perubahan hormon terjadi di trimester ini. Perubahan kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, harus dihentikan di masa ini. Mulailah minum susu khusus ibu hamil sejak awal kehamilan. Pelajari juga pantangan makanan dan minuman untuk ibu hamil muda.
Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
• Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
• Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
• Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
• Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
• Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
• Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
• Aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester II (minggu 13 – 28)
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat,,pada masa ini dan mulai bergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan dan diet ibu hamil diperlukan di masa ini.
• Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
• Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
• Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
• Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
Trimester III (minggu 29 – kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus berlatih menarik nafas dalam,untuk memberikan oksigen yang cukup kepada bayi. Ibu hamil perlu istirahat yang cukup, jangan berdiri lama-lama, dan jangan mengangkat barang berat pada masa ini.
• Semua organ tumbuh sempurna
• Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’, ‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
• Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
• Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
• Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3 macam faktor antara lain :
• Faktor fisik
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
• Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti.
Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
• Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan ysng dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
Dari sekian banyaknya pengaruh atau pantangan, yang harus diperhatikan oleh ibu hamil yaitu harus banyak mengkonsumsi makanan kaya akan serat, protein, banayak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Selain itu faktor lingkungan sosial dan budaya ikut mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat dan fasilitas kesehatan. Gaya hidup sehat yaitu sebaiknya tidak merokok bahkan menghindari asap rokok, kapan dan dimanapun ia berada. Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
DAFTAR PUSTAKA
http://miamisland.blogspot.com/2010/03/aspek-sosial-budaya-pd-setiap.html
http://www.dunia-ibu.org/artikel/ibu-hamil/trimester-kehamilan.html
http://majalahkesehatan.com/tiga-trimester-kehamilan/
Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
Faktanya masih banyak ibu-ibu yang menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, almiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksa secara rutin ke bidan atau pun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor beresiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka.
Resiko ini baru diketahui pada saat persalinan karena kasusnya sudah terlambat sehingga mengakibatkan kematian. Hal ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi. Selain itu kurangnya pengetahuan dan pentingnya perawatan kehamilan, permasalahan-permasalahn pada kehamilan yang dipengaruhi oleh factor nikah pada usia muda yang banyak dijumpai di daerah pedesaan.
Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan karena adanya kepercayaan-kepercayaan dan pantangan-pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara, kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang sehingga akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Jadi tidak heran kalau anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di daerah pedesaan.
Masa kehamilan dibagi ke dalam 3 trimester. Tiga fase ini antara lain :
Trimester I (minggu 1 – 12)
Pada masa ini biasanya ibu hamil masih bertanya-tanya, apakah benar telah hamil.Tanda-tanda kehamilan awal seperti mual dan muntah karena perubahan hormon terjadi di trimester ini. Perubahan kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, harus dihentikan di masa ini. Mulailah minum susu khusus ibu hamil sejak awal kehamilan. Pelajari juga pantangan makanan dan minuman untuk ibu hamil muda.
Periode Germinal (Minggu 0 – 3)
• Pembuahan telur oleh sperma terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
• Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uterus (endometrium).
Periode Embrio (Minggu 3 – 8 )
• Sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk.
• Mata, mulut dan lidah terbentuk. Hati mulai memproduksi sel darah.
• Janin berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
Periode Fetus (Minggu 9 – 12)
• Semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkait.
• Aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester II (minggu 13 – 28)
Mual dan muntah mulai menghilang. Bayi berkembang pesat,,pada masa ini dan mulai bergerak. Olah raga ringan, menjaga kebersihan dan diet ibu hamil diperlukan di masa ini.
• Pada minggu ke-18 ultrasongrafi sudah bisa dilakukan untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.
• Jaringan kuku, kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 – 21
• Indera penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup.
• Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
Trimester III (minggu 29 – kelahiran)
Tubuh ibu hamil makin terlihat membesar. Kadang ibu hamil harus berlatih menarik nafas dalam,untuk memberikan oksigen yang cukup kepada bayi. Ibu hamil perlu istirahat yang cukup, jangan berdiri lama-lama, dan jangan mengangkat barang berat pada masa ini.
• Semua organ tumbuh sempurna
• Janin menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi (‘nendang’, ‘nonjok’) serta periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun.
• Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna.
• Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di bawah, siap untuk dilahirkan.
• Berat bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan terdiri dari 3 macam faktor antara lain :
• Faktor fisik
Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status gizi ibu tersebut. Status kesehatan ini dapat diketahui dengan memeriksakan diri dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah bersalin, atau poliklinik kebidanan.
• Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi kehamilan seperti stress yang terjadi pada ibu hamil dalam kesehatan ibu dan janinnya dan akan berpengaruh terhadap perkembangan atau gangguan emosi pada janin yang telah lahir nanti.
Tidak hanya stress yang dapat mempengaruhi kehamilan akan tetapi dukungan dari keluarga pun dapat menjadi pemicu menentukan kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan bahkan mendukungnya dalam berbagai hal, maka ibu hamil tersebut akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan masa nifasnya.
• Faktor sosial budaya dan ekonomi
Faktor ini mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan ekonomi. Gaya hidup yang sehat dapat dilakukan seperti menghindari asap rokok karena dapat berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya. Perilaku makan juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat seperti makanan ysng dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka sebaiknya tetap dikonsumsi. Ibu hamil juga harus menjaga kebersihan dirinya.
Ekonomi juga merupakan faktor yang mempengaruhi proses kehamilan yang sehat terhadap ibu dan janin. Dengan adanya ekonomi yang cukup dapat memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik, maka proses kehamilan dan persalinan dapat berjalan dengan baik.
Dari sekian banyaknya pengaruh atau pantangan, yang harus diperhatikan oleh ibu hamil yaitu harus banyak mengkonsumsi makanan kaya akan serat, protein, banayak minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.
Selain itu faktor lingkungan sosial dan budaya ikut mempengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat dan fasilitas kesehatan. Gaya hidup sehat yaitu sebaiknya tidak merokok bahkan menghindari asap rokok, kapan dan dimanapun ia berada. Perilaku makan juga harus di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.
DAFTAR PUSTAKA
http://miamisland.blogspot.com/2010/03/aspek-sosial-budaya-pd-setiap.html
http://www.dunia-ibu.org/artikel/ibu-hamil/trimester-kehamilan.html
http://majalahkesehatan.com/tiga-trimester-kehamilan/
Langganan:
Postingan (Atom)